Feeds:
Posts
Comments

Archive for June 1st, 2009

Tales for Change
(Seni Berkisah untuk Pengembangan SDM dan Organisasi)

Oleh : Margeret Parkin (Pakar Seni Berkisah)

Harga : Rp. 39.500

Apakah kita seringkali malas untuk membaca buku? Buku apa yang biasanya menarik untuk dibaca? Biasanya kita mudah tergoda untuk membaca buku cerita. Entah itu berbentuk novel, cerpen, cergam (komik), atau dongeng. Apakah dengan membaca buku cerita kita tidak bisa belajar? Jawabannya tentu saja kita senantiasa bisa belajar dari buku cerita, tetapi tergantung ceritanya & bagaimana kita menarik pelajaran dari cerita tersebut.

Buku Tales for Change menurut saya adalah buku yang menarik untuk dibaca. Baik bagi para trainer, orang tua maupun para pemimpin yang ingin melakukan suatu perubahan dalam unit kerjanya. Dengan membaca buku ini kita dapat belajar tanpa merasa digurui. Buku ini juga cukup sistematis.
Bagian pertama membahas bagaimana menghadapi perubahan. Bagian kedua membantu kita untuk berpikir kreatif. Bagian ketiga bercerita mengenai pemimpin & tim dalam menghadapi perubahan. Bagian keempat membantu kita mengatasi stress karena perubahan & bagian kelima / terakhir membantu kita mengembangkan kecerdasan emosi. Agar tidak mengurangi keasyikan rekan-rekan membaca buku tersebut, saya hanya akan mengambil salah satu cerita yang menurut saya cukup menarik. Berikut kisahnya :

Tikus dalam Labirin

Beberapa tahun yang lalu, seorang profesor dari Universitas Michigan melakukan sejumlah percobaan pada tikus untuk menyelidiki penyebab stres & penyakit syaraf (neurosis). Tikus-tikus dilatih untuk melompat masuk ke salah satu dari 2 pintu yang terdapat dalam labirin. Jika mereka masuk ke pintu sebelah kiri, pintu akan terbuka & mereka akan mendapatkan makanan.
Sementara pintu yang disebelah kanan labirin akan tetap tertutup. Jika mereka berusaha melompat ke pintu itu, yang didapat hanyalah hidung yang memar. Umumnya tikus-tikus itu (sebagai binatang yang cerdas) dengan cepat mengambil pelajaran & melompat ke pintu di sebelah kiri.

Setelah beberapa saat, ketika tikus-tikus itu telah terbiasa dengan aturan ini, profesor memutuskan untuk mengubah aturannya & mengganti pintu-pintu tersebut sehingga pintu di sebelah kiri tidak menghasilkan apa-apa, sebaliknya pintu di sebelah kanan yang akan mendapatkan makanan. Dapat dimaklumi, kalau pada awalnya tikus-tikus itu merasa kesal. Namun dengan segera tikus-tikus itu menyesuaikan diri dengan perubahan & mulai terbiasa untuk melompat masuk ke pintu di sebelah kanan untuk mendapatkan makanan.

Lalu para peneliti memutuskan untuk ”meningkatkan” percobaan & membuat aturan-aturan yang semakin rumit. Selama beberapa hari, ketika tikus-tikus itu dihadapkan pada labirin, mereka harus melompat masuk ke pintu di sebelah kanan untuk beberapa hari agar mendapatkan makanan & beberapa hari kemudian mereka harus melompat ke pintu di sebelah kiri. Pilihan yang diberikan benar-benar acak & tikus-tikus itu tidak pernah tahu, pada hari tersebut, pintu mana yang akan memberi mereka makanan. Perubahan secara acak ini ternyata terlalu berat bagi tikus-tikus. Dengan segera mereka menunjukkan tanda-tanda sangat kebingungan, hingga pada akhirnya mereka sama sekali menolak untuk melompat masuk, & hanya terdiam di labirin.

Pesan :

Terlalu banyak perubahan, apalagi jika secara acak & tanpa perencanaan yang matang, akibatnya sama buruknya dengan tidak ada perubahan sama sekali.

Dalam suatu organisasi yang senantiasa berubah & berkembang kita senantiasa dituntut untuk selalu melakukan perubahan, tetapi bukan asal berubah. Perubahan yang dibuat harus jelas tujuannya & direncanakan dengan matang. Dikaji segala akibat yang ditimbulkan & dipilih mana yang paling baik bagi organisasi. Perubahan yang terlalu cepat & tanpa perencanaan yang matang akan membuat karyawan menjadi apatis & tidak berminat untuk terlibat dalam perubahan.

Read Full Post »

HYPNOSIS IN SELLING

(Cara Mempengaruhi Emosi & Perilaku Prospek agar Lebih Mudah Percaya & Membeli)

Oleh : Johanes LIM

Harga : Rp. 40.000

Apa yang terbersit di pikiran Anda pertama kali mendengar kata Hipnotis? Di Indonesia, kata ”Hipnotis” ternyata berkonotasi negatif & jahat, serta berkaitan dengan kuasa gelap. Hipnotisme ala Indonesia memang sarat dengan ilmu gaib. Untuk menguasai skill itu orang diajar untuk melatih kekuatan batin, berpuasa, bertapa, merapalkan mantra-mantra berbahasa asing yang entah apa artinya. Hipnotis sebenarnya bukanlah hal gaib.

Orang yang mengaku menjadi korban Hipnotis sebenarnya hanyalah korban persuasi, yang jika boleh disampaikan secara vulgar, hanya mempunyai 2 kemungkinan : korban itu adalah orang yang tamak (greedy) atau bodoh (stupid). Karena jika orang yang menjadi korban ”hipnotis” (penipuan) mau berpikir dengan waras, apakah mungkin ada orang yang tidak bertampang idiot mau menawarkan keuntungan yang demikian besar dengan begitu mudah tanpa usaha keras & memakan waktu yang panjang? Kesimpulannya, si korban adalah korban dari ketamakannya sendiri, & bukan korban hipnotisme.

Jika kemudian Anda menanyakan, Jika bukan hipnotisme, ”Mengapa mereka mengatakan dihipnotis?” Jawabannya sebenarnya sederhana & manusiawi saja. Mohon maaf jika kejadian ini pernah menimpa Anda / keluarga anda. Pertanyaan manakah yang akan Anda ungkapkan kepada keluarga Anda / kepada polisi : ”Ya, saya memang bodoh, tamak, khilaf. Saya terpesona oleh bujuk rayu penjahat itu akan keuntungan instan, sehingga tidak waspada, & akhirnya tertipu!” Atau, Anda berkelit, & mengarang cerita palsu, mengambinghitamkan hipnotisme, agar kebodohan & keserakahan Anda tidak diketahui orang lain, dengan mengatakan, misalnya : ”Waduh, saya dihipnotis! Saya tidak sadar dengan semua yang saya lakukan.!”

Jadi esensi peristiwa seperti diatas bukanlah hipnotisme, melainkan penipuan. memang ada hal yang sama antara hipnotisme & penipuan. Keduanya sama-sama menggunakan teknik persuasi & sugesti. Bedanya terletak pada istilah & tujuan. Tujuan Hipnotisme, positif & bermanfaat (pengobatan, mengatasi kebiasaan buruk / perilaku buruk, membuat kita menjadi orang yang mudah bergaul & menyenangkan, serta memprogram ulang pikiran bawah sadar yang negatif. Sedangkan tujuan penipuan untuk mengambil keuntungan dari orang lain, & orang yang menjadi korban mengalami kerugian.

Lalu apa hubungannya dengan penjualan? Sebenarnya menjual itu gampang, selama kita menemukan konsumen yang mau & mampu membeli, sementara kita mempunyai produk atau jasa yang tepat dari segi manfaat maupun harganya. Dalam Selling Skill diajarkan jika kita menghadapi konsumen yang skeptis, kita perlu meyakinkannya dengan sumber yang bisa dipercaya, entah berupa literatur, kesaksian pemakai lain, demo produk atau kalau perlu berdasarkan pengalaman kita sendiri setelah mencoba produk yang kita jual. Tujuannya agar konsumen percaya & tertarik untuk membeli.

Yang menjadi pertanyaan bagaimana jika kita tidak memiliki sumber yang bisa dipercaya untuk meyakinkan konsumen. Atau lebih parah lagi, konsumen tetap tidak percaya, sekalipun kita telah menunjukkan berbagai sumber yang relevan? Bukankah hal ini sering terjadi di lapangan & membuat para marketing menjadi frustasi?

Ketika Selling Skill biasa tidak lagi bisa meyakinkan konsumen yang skeptis, diperlukan teknik lain yang tidak biasa, yaitu Teknik Hipnosis. Cara ini bertujuan untuk mempengaruhi pikiran konsumen agar lebih mudah percaya & membeli. Teknik persuasi & sugesti hipnosis memang terbukti ampuh untuk mempengaruhi pikiran orang agar berperilaku seperti yang kita sarankan, selama tidak bertentangan dengan basic belief system orang tersebut. Maksudnya, jika manfaat produk atau jasa yang kita tawarkan memang sesuai dengan kebutuhan konsumen, tapi konsumen itu tidak percaya pada proporsal kita, hal itu bisa digantikan dengan teknik hipnosis. Jika konsumen bersikeras tidak menginginkan produk / jasa tersebut, karena memang tidak membutuhkannya atau tidak menyukainya, teknik hipnosis tidak akan membuatnya membeli dari kita. Mengapa ? Karena sebenarnya teknik hipnosis bukanlah magic atau ilmu gaib yang akan merebut kesadaran atau kehendak bebas (free will) orang. Teknik hipnosis adalah teknik persuasi & sugesti ilmiah, yang metodologinya & manfaatnya tidak bertentangan dengan akal sehat. Jadi teknik ini hanya akan efektif jika masalahnya hanya pada ketidakpercayaan konsumen terhadap cara kita menjualnya kepada konsumen. Secara garis besar isi buku ini meliputi :

1. Psikologi Persuasi (Cara Mempengaruhi Pikiran Orang agar Bertindak seperti yang Kita Inginkan). Dalam Bab ini kita diberikan beberapa cara untuk mempengaruhi pikiran orang lain sehingga bersedia mengikuti apa yang kita inginkan,

2. Alasan Orang tidak membeli dari kita & cara menyiasatinya. Pada bagian ini dijelaskan 5 alasan utama orang tidak membeli dari kita & bagaimana cara kita menyiasati kondisi tersebut.

3. Tiga Powerful Buying Motivator. Dengan memahami sifat buying motivator ini seharusnya kita tidak perlu merasa gentar untuk menjual produk / jasa dengan komposisi harga / rate berapa pun, selama kita yakin & bisa meyakinkan konsumen bahwa manfaat yang akan diterima jauh lebih besar daripada nilai uang yang dikeluarkan.

4. Positive Money-Mindedness. Maksud dari istilah ini adalah bahwa sebagai seorang marketing kita harus bisa menghargai nilai uang, sehingga mau berjuang keras untuk mendapatkannya sampai berlimpah. Untuk mencapai hal itu kita harus memiliki tujuan hidup yang jelas, fokus, serta terencana baik tahapannya, sehingga bisa dievaluasi pencapaiannya dalam setiap tahap. Orang seperti ini akan memiliki Self Starter Motivation, yakni dorongan motivasi yang keluar dan berasal dari darinya sendiri. Ia hanya akan memerlukan sedikit motivator eksternal, karena ia berlomba dengan dirinya sendiri.

5. Cara Mendapatkan Apa Saja yang Anda Inginkan. Disini diajarkan bagaimana kita menggunakan teknik hipnosis untuk memprogram ulang pikiran bawah sadar kita (sub-conscious mind reprogramming)

6.Cara Memiliki Productive Selling Attitude. Dalam bagain ini kita belajar bagaimana caranya untuk tampil secara produktif dan sukses, kita harus mendandani penampilan fisik kita, sebagaimana layaknya orang yang telah produktif & sukses.

7. Beberapa Nilai Dasar Produktivitas & Kesuksesan. Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa karakteristik yang perlu dimiliki untuk menjadi produktif & sukses. Antara lain : Kejujuran & Ketulusan, Antusiasme, Kesantunan, Kompetensi, Orientasi kepada Konsumen, & Berorientasi pada keuntungan / laba.

8. Cara Mempengaruhi Pikiran & Perilaku Prospek Secara Tersembunyi. Karena cara kerja pikiran seperti gelombang elektromagnetik yang bisa dipancarkan & diterima, seperti gelombang radio, kita bisa memanfaatkannya untuk mempengaruhi pikiran prospek dari jarak jauh.

9. Tips & Tricks. Hal-hal penting yang harus diketahui agar kita bisa bertransaksi dengan orang lain.

10. Fast Track Selling Technique. Kesusksesan menjual ditentukan pertama-tama oleh ketepatan untuk memilih Target Prospect, yakni calon pembeli yang potensiial untuk membeli istilahnya Able To Buy Prospect. Karena jika konsumen tidak mampu membeli, bagaimanapun hebatnya manfaat produk kita & ketrampilan menjual kita, menjadi tidak ada gunanya. Jadi seharusnya sebelum seorang marketing mengunjungi seorang konsumen, ia semestinya sudah membuat Sales Visit Planning yang telah mengkalkulasinya berbagai kemungkinan & analisis potensi, minat beli, serta ketepatan waktu kunjungan terhadap setiap Target Prospect.

11.Mempraktikkan Hypnosis in Selling Tahap Demi Tahap, Bab ini merupakan rangkuman semua hal yang perlu, mulai dari awal sampai akhir, sehingga pembaca akan memiliki perspektif yang jelas & praktis untuk menerapkan materi ini, & mendapatkan manfaatnya secara optimal.

12. Script untuk Praktik Hypnosis. Sangat bermanfaat bagi Anda yang ingin mempraktikkan Teknik Hipnosis. Anda bisa mulai mempraktikkannya kepada salah seorang sukarelawan yang bersedia Anda Hipnosis & bacakan script yang ada di dalam buku ini dengan Nada Suara Mantap, Datar & Lambat.

13. Self Test Apakah Anda Sales Force yang Produktif. Test ini bisa Anda gunakan untuk menguji sejauh mana kemampuan penjualan Anda sebagai seorang marketing.

Buku ini sangat menarik, mudah dipahami karena menggunakan bahasa yang sederhana & bisa langsung dipraktekkan oleh para pembacanya. Saya berharap jika semua rekan-rekan di marketing dapat mempelajari & menerapkan teknik-teknik yang diajarkan dalam buku ini, maka tidak akan ada lagi keluhan bahwa marketing kita tidak bisa mencapai target. Selamat Membaca & Mempraktikkannya.

Read Full Post »

THE XO WAY (3 GIANTS 6 LILIPUTS)

(3 Pedoman Emas & 6 Teknik Ampuh)

Oleh : Herry Tjahjono

Harga : Rp. 61.000

Penerbit : Grasindo (2007)

Apakah anda kurang termotivasi akhir-akhir ini? Jika jawabannya ya, Anda harus membaca buku ini. Ditulis dengan bahasa yang sederhana, disertai dengan banyak gambar, cerita & ilustrasi menarik yang memudahkan kita untuk memahami isi buku ini.

Buku yang menarik ini mengangkat tema 3 GIANTS and 6 LILIPUTS yang bermakna kontras-simbolis & analogis. Kenapa mengambil analogi GIANT & LILIPUT? Giant adalah simbol dari segala sesuatu yang serba besar, kuat, kokoh & tak tergoyahkan. Suatu Pedoman Hidup harus merupakan sesuatu yang memiliki sifat-sifat besar, kuat & tak tergoyahkan. Sementara Liliput, mengandung makna sifat-sifat yang serba cepat, tepat, simbol dari teknik yang efektif & efisien yang kita perlukan dalam menjalani kehidupan. Dan sudah selayaknya sebuah pedoman, haruslah didukung oleh sarana & teknik yang bersifat cepat & tepat. Dengan kata lain bisa disimpulkan bahwa tema sentral buku ini adalah 3 pedoman hidup yang besar, kuat & kokoh yang didukung oleh 6 teknik pelaksanaan yang efisien & efektif.

Dalam hidup ini kita sering terjebak untuk lebih mengejar hadiah, uang, ketenaran, jabatan & lain-lain yang sebenarnya lebih merupakan suatu konsekuansi logis yang akan kita terima jika kita telah mencapai apa yang menjadi tujuan kita. Padahal seharusnya kita lebih mengutamakan pencapaian tujuan ketimbang memikirkan iming-iming hadiah, uang & hal-hal lain yang bersifat materiil. Kita tidak perlu selalu menjadi nomor satu, yang penting kita menjadi yang terbaik (dari diri kita masing-masing). Apabila ditarik kesimpulan yang lebih umum dapat dikatakan semua bentuk upaya yang menggiring orang untuk hanya berpikir bagaimana menjadi kaya, serba beruang & berharta, apalagi dengan cara yang cepat & instan, sungguh merupakan ”psikologi ninabobo” yang jika tidak disikapi dengan hati-hati akan menyesatkan orang di rimba raya pencarian yang tak berujung & gelap gulita. Hal ini hanya akan merusak mental. Tetapi ironisnya pendekatan semacam itulah yang sangat laris & laku untuk dijual ke masyarakat yang serba susah, dimana kemiskinan sudah bertebaran di mana-mana.

Ada perbedaan nyata antara goal dengan konsekuensi logis. Goal adalah sesuatu yang wajib dikejar terlebih dahulu, sedangkan konsekuensi logis apapun bentuknya, tidak perlu dikejar karena akan datang dengan sendirinya mengiringi pencapaian goal kita. Orang yang terlalu memprioritaskan konsekuensi logis, biasanya tanpa sadar akan terjebak pada prinsip the ends justify the means, tujuan menghalalkan cara, dan mencari jalan pintas.

Pedoman yang pertama adalah Giant Hope. Harapan adalah sesuatu yang sangat penting & bermanfaat bagi motivasi kita dalam menjalani hidup. Harapan senantiasa mengarah ke depan. Ke hari esok. Secara psikologis, meski tanpa disadari, dengan mengelola harapan, kita akan mengeliminir berbagai hal yang kurang baik & kontraproduktif di masa lalu. Sesungguhnya dengan mengelola harapan, kita mendapatkan efek teraputik bagi permasalahan hidup kita di masa lalu. Harapan yang terkonsolidasikan dengan visi-misi hidup kita (dalam buku ini disebut sebagai GIANT GOAL), & sepanjang harapan itu melekat erat di kepala, hati, & tangan kita maka kesuksesan juga menunggu di depan mata kita.

Teknik yang pertama adalah Teknik Doolitle. Teknik ini di gunakan untuk membuat kita mampu mengubah sifat & sikap kita sesuai dengan apa yang kita diharapkan (self fulfilling prophecy, harapan yang terpenuhi dengan sendirinya). Sejak kecil kita sudah sering menerima pesan & harapan baik dari orang tua maupun lingkungan kita. Anak yang sering menerima pesan & harapan positif & penuh kasih sayang, seperti ”kami mencintai kamu, atau kamu cakap sekali, dst,” akan berkembang menjadi orang yang percaya bahwa dirinya memang cakap & menyenangkan.

Untuk mengembangkan teknik ini kita harus mengembangkan 3 P terhadap diri kita. P yang pertama adalah ”Positive”. Menyangkut sebanyak mungkin sifat baik & menyenangkan. Buatlah daftarnya & berharaplah agar kita memiliki sifat-sifat tersebut. Jika ternyata kita lebih banyak memiliki sifat-sifat negatif, jangan berhenti, tinggalkan ! Teruskan dengan segenap sifat ideal positif yang kita harapkan. P yang kedua adalah ”Progressive” berkaitan dengan sifat, sikap, & perilaku yang serba maju, bertumbuh, meningkat, & dst. Jika kita menyadari bahwa yang kita miliki adalah sifat, sikap yang sebaliknya (kontraproduktif, destruktif), tinggalkan! Teruskan dengan sifat, sikap progresif ideal yang kita harapkan. P yang ketiga adalah ”Persistent” yang berhubungan dengan sifat & sikap yang konsisten & penuh daya tahan. Jika kita menyadari bahwa kita belum memenuhi hal-hal tersebut (serba tidak konsekuen & tidak konsisten), tinggalkan ! Teruskan dengan sifat, sikap persistent ideal yang kita harapkan.

Teknik yang kedua adalah Teknik Baby’s Peak. Teknik ini dilandasi oleh 2 elemen penting, yaitu elemen spiritual & elemen psikologis. Dengan teknik ini kita belajar bagaimana harapan dapat membuat kita demikian mudah menjalani berbagai pengalaman puncak (peak experiences), dalam kondisi terpenuhi & teraktualisasi secara optimal baik secara psikologis maupun spiritual. Pada saat kita masih di dalam kandungan / rahim ibu, kita memiliki posisi tubuh yang sangat spesifik, yang unik, & berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Selepas dari kandungan ibu kita, ”sisa-sisa” dari posisi bayi masih melekat pada diri kita. Sebagai contoh, ketika kita sedang mengalami kesulitan, banyak masalah, & mengalami stress, dsb, tanpa sadar kita akan membuat posisi spesifik tertentu. Ada yang melipat satu tangan sementara tangan lain memegang dahi (sambil mengusap-usap). Ada juga yang bersedekap & memejamkan mata, satu tangan memegang dagu, memegangi kepala dengan 2 tangan & banyak lagi yang lainnya. Biasanya setelah kita melakukan posisi-posisi spesifik tertentu, tanpa sadar kita merasa ringan, teralihkan, santai, nikmat & lega. Itulah sebabnya posisi spesifik tersebut cenderung diulang-ulang tanpa sadar setiap kali kita resah atau banyak mengalami masalah. Posisi ini secara simbolis disebut ”baby position” (posisi bayi). Namun perlu dicatat bahwa posisi spesifik itu tidak sama persis dengan posisi bayi dalam kandungan. Dalam posisi ini kita merasa aman, tenang, lega, nikmat & dalam posisi ini biasanya kita dapat mengeluarkan potensi-potensi terdalam & terdasyat yang kita miliki.

Pedoman yang kedua adalah Giant Paradigm. Disini akan dibahas tentang betapa dahsyatnya sebuah paradigma jika telah dikelola dengan baik. Ada 2 teknik untuk mengelolanya. Teknik yang pertama adalah Teknik Kyue WHY and HOW, yang mampu untuk membuat kita menjadi manusia meaningful, penuh makna & arti. Kata Kyue berasal dari Q/A yang aslinya berarti Question-Answer. Sebuah teknik yang bermuara pada sebuah proses ”dialog” dengan diri sendiri. Dengan mengadakan dialog dengan diri kita sendiri akan melahirkan proses reflektif & kreatif yang luar biasa bagi pembentukan, penguatan & pengembangan sebuah Giant Paradigm. Ada 2 bagian dalam Teknik Kyue ini:

1. Kyue (W) ”WHY” : Dilakukan pada berbagai kegiatan / kejadian yang normal & relatif tidak menimbulkan masalah bagi kita. Mis. Ketika kita makan, minum, tidur, bekerja, dst yang semuanya membutuhkan sebuah refleksi. Pada bagian ini cara yang bertanya yang kita gunakan adalah ”WHY”. Contohnya. ”Kenapa kita harus sarapan? Dari sana coba kembangkan beberapa jawaban sederhana, seperti, ”agar badan saya kuat, segar, agar saya dapat bekerja di kantor, saya sangat menyayangi badan saya sendiri, & karena saya harus tetap sehat, dst.

2. Kyue (H) ”HOW” : Dilakukan pada kejadian atau kegiatan yang membuat kita mengalami berbagai masalah, terutama ganguan psikologis. Pada bagian ini, cara yang dipakai adalah ”How”. Mis. Kita mempunyai masalah kelebihan berat badan. Maka dialog atau pertanyaan yang diajukan adalah : ”Bagaimana ya caranya agar saya bisa langsing dengan santai & nikmat?”

Teknik yang kedua adalah Teknik Tabularasa. Tabularasa itu ibarat kertas kosong, putih bersih, yang siap untuk ditulisi atau dilukisi apa saja. Teknik ini membuat kita memiliki paradigma istimewa, dimana paradigma itu dapat menjadi tuan atas pikiran bawah sadar yang kita miliki serta segenap potensi dahsyat aktualisasi diri lainnya. Ada 4 tahapan kerja dalam Teknik Tabularasa.

1. Tentukan sebuah ”akhir” dalam pikiran kita !

2. Temukan semua cara ”umum & normal” untuk menuju ”akhir” tersebut. Cari yang paling bisa mendukung / mendekati ”akhir” tersebut. Jika menurut kita tidak ada, lupakan. Jika ada, hal itu wajib dilengkapi dengan cara selanjutnya

3. Temukan semua cara ”tidak umum & tidak normal” untuk menuju yang ”akhir” tersebut !

4. Pakailah konsep TOTB (Thinking Outside the Box).

Pedoman ketiga adalah Giant Goal. Pada bagian ini akan dibahas pentingnya perbedaan antara cita-cita biasa dengan sebuah cita-cita Raksasa yang dilandasi mimpi & visi luar biasa, Namun semuanya terukur, bisa dijangkau & dapat dicapai. Untuk menyusun sebuah cita-cita / goal diperlukan beberapa kerangka kerja. Berikut 4 kerangka kerja ciat-cita :

1. Tertulis, positif, optimis (written down, positive, optimistic)

2. Yakin dulu, pasti terjadi (Believing is seeing)

3. Cita-cita sepanjang hidup (Lifetime goal)

4. Cita-cita yang cerdas (SMART Goal).Smart terdiri dari : Specific, Measurable, Attainable, Realistic, & Time-Bound.

Ada 2 teknik dalam Giant Goal. Teknik yang pertama adalah Teknik Landak. Teknik untuk menemukan the best in me & menjadi landak sejati yang istimewa. Seekor landak mengajarkan kepada kita sebuah filosofi yang sangat penting & mendasar, yaitu agar kita jangan terfokus untuk menjadi yang ”terbaik dalam banyak hal” . Tapi yang lebih utama, adanya kesadaran & pemahaman kita untuk menemukan hal terbaik apa yang ada di dalam diri kita. Intinya bagaimana kita menemukan the best in me kita dalam menjalani kehidupan.

Teknik yang kedua adalah Teknik Gulliver. Teknik yang parktis namun ampuh untuk membuat sebuah Giant Goal dalam hidup kita, yang akan merealisasikan mimpi besar kita. Teknik Guliver berisi :

1. Tentukan time frame (jangka waktu) untuk visi tersebut. Pedomannya adalah antara 10 s/d 30 thn ke depan.

2. Transformasikan visi tersebut menjadi sebuah cita-cita raksasa, Giant Goal dengan syarat :

a. Kalimat yang jelas, menantang & mendorong

b. Mengandung parameter-parameter tertentu, terutama waktu

c. Mengandung spesifikasid. Refleksikan & sesuaikan dengan nilai-nilai Anda

3. Buatlah PSP = Personal Strategic Planning (rencana strategis pribadi). Caranya :

a. Membuat diskripsi sejumlah goal kecil Anda sebagai bagian dari Giant Goal tersebut.

b. Membuat kerangka waktu menurun untuk sejumlah goal kecil tersebut.

4. Buatlah PAP = Personal Action Plan (rencana kerja pribadi) untuk goal 1 tahun kedepan.

SELAMAT MENJADI GIANT PERSON. SIAPA PUN ANDA SAAT INI.

Semoga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua.

Read Full Post »