THE XO WAY (3 GIANTS 6 LILIPUTS)
(3 Pedoman Emas & 6 Teknik Ampuh)
Oleh : Herry Tjahjono
Harga : Rp. 61.000
Penerbit : Grasindo (2007)
Apakah anda kurang termotivasi akhir-akhir ini? Jika jawabannya ya, Anda harus membaca buku ini. Ditulis dengan bahasa yang sederhana, disertai dengan banyak gambar, cerita & ilustrasi menarik yang memudahkan kita untuk memahami isi buku ini.
Buku yang menarik ini mengangkat tema 3 GIANTS and 6 LILIPUTS yang bermakna kontras-simbolis & analogis. Kenapa mengambil analogi GIANT & LILIPUT? Giant adalah simbol dari segala sesuatu yang serba besar, kuat, kokoh & tak tergoyahkan. Suatu Pedoman Hidup harus merupakan sesuatu yang memiliki sifat-sifat besar, kuat & tak tergoyahkan. Sementara Liliput, mengandung makna sifat-sifat yang serba cepat, tepat, simbol dari teknik yang efektif & efisien yang kita perlukan dalam menjalani kehidupan. Dan sudah selayaknya sebuah pedoman, haruslah didukung oleh sarana & teknik yang bersifat cepat & tepat. Dengan kata lain bisa disimpulkan bahwa tema sentral buku ini adalah 3 pedoman hidup yang besar, kuat & kokoh yang didukung oleh 6 teknik pelaksanaan yang efisien & efektif.
Dalam hidup ini kita sering terjebak untuk lebih mengejar hadiah, uang, ketenaran, jabatan & lain-lain yang sebenarnya lebih merupakan suatu konsekuansi logis yang akan kita terima jika kita telah mencapai apa yang menjadi tujuan kita. Padahal seharusnya kita lebih mengutamakan pencapaian tujuan ketimbang memikirkan iming-iming hadiah, uang & hal-hal lain yang bersifat materiil. Kita tidak perlu selalu menjadi nomor satu, yang penting kita menjadi yang terbaik (dari diri kita masing-masing). Apabila ditarik kesimpulan yang lebih umum dapat dikatakan semua bentuk upaya yang menggiring orang untuk hanya berpikir bagaimana menjadi kaya, serba beruang & berharta, apalagi dengan cara yang cepat & instan, sungguh merupakan ”psikologi ninabobo” yang jika tidak disikapi dengan hati-hati akan menyesatkan orang di rimba raya pencarian yang tak berujung & gelap gulita. Hal ini hanya akan merusak mental. Tetapi ironisnya pendekatan semacam itulah yang sangat laris & laku untuk dijual ke masyarakat yang serba susah, dimana kemiskinan sudah bertebaran di mana-mana.
Ada perbedaan nyata antara goal dengan konsekuensi logis. Goal adalah sesuatu yang wajib dikejar terlebih dahulu, sedangkan konsekuensi logis apapun bentuknya, tidak perlu dikejar karena akan datang dengan sendirinya mengiringi pencapaian goal kita. Orang yang terlalu memprioritaskan konsekuensi logis, biasanya tanpa sadar akan terjebak pada prinsip the ends justify the means, tujuan menghalalkan cara, dan mencari jalan pintas.
Pedoman yang pertama adalah Giant Hope. Harapan adalah sesuatu yang sangat penting & bermanfaat bagi motivasi kita dalam menjalani hidup. Harapan senantiasa mengarah ke depan. Ke hari esok. Secara psikologis, meski tanpa disadari, dengan mengelola harapan, kita akan mengeliminir berbagai hal yang kurang baik & kontraproduktif di masa lalu. Sesungguhnya dengan mengelola harapan, kita mendapatkan efek teraputik bagi permasalahan hidup kita di masa lalu. Harapan yang terkonsolidasikan dengan visi-misi hidup kita (dalam buku ini disebut sebagai GIANT GOAL), & sepanjang harapan itu melekat erat di kepala, hati, & tangan kita maka kesuksesan juga menunggu di depan mata kita.
Teknik yang pertama adalah Teknik Doolitle. Teknik ini di gunakan untuk membuat kita mampu mengubah sifat & sikap kita sesuai dengan apa yang kita diharapkan (self fulfilling prophecy, harapan yang terpenuhi dengan sendirinya). Sejak kecil kita sudah sering menerima pesan & harapan baik dari orang tua maupun lingkungan kita. Anak yang sering menerima pesan & harapan positif & penuh kasih sayang, seperti ”kami mencintai kamu, atau kamu cakap sekali, dst,” akan berkembang menjadi orang yang percaya bahwa dirinya memang cakap & menyenangkan.
Untuk mengembangkan teknik ini kita harus mengembangkan 3 P terhadap diri kita. P yang pertama adalah ”Positive”. Menyangkut sebanyak mungkin sifat baik & menyenangkan. Buatlah daftarnya & berharaplah agar kita memiliki sifat-sifat tersebut. Jika ternyata kita lebih banyak memiliki sifat-sifat negatif, jangan berhenti, tinggalkan ! Teruskan dengan segenap sifat ideal positif yang kita harapkan. P yang kedua adalah ”Progressive” berkaitan dengan sifat, sikap, & perilaku yang serba maju, bertumbuh, meningkat, & dst. Jika kita menyadari bahwa yang kita miliki adalah sifat, sikap yang sebaliknya (kontraproduktif, destruktif), tinggalkan! Teruskan dengan sifat, sikap progresif ideal yang kita harapkan. P yang ketiga adalah ”Persistent” yang berhubungan dengan sifat & sikap yang konsisten & penuh daya tahan. Jika kita menyadari bahwa kita belum memenuhi hal-hal tersebut (serba tidak konsekuen & tidak konsisten), tinggalkan ! Teruskan dengan sifat, sikap persistent ideal yang kita harapkan.
Teknik yang kedua adalah Teknik Baby’s Peak. Teknik ini dilandasi oleh 2 elemen penting, yaitu elemen spiritual & elemen psikologis. Dengan teknik ini kita belajar bagaimana harapan dapat membuat kita demikian mudah menjalani berbagai pengalaman puncak (peak experiences), dalam kondisi terpenuhi & teraktualisasi secara optimal baik secara psikologis maupun spiritual. Pada saat kita masih di dalam kandungan / rahim ibu, kita memiliki posisi tubuh yang sangat spesifik, yang unik, & berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Selepas dari kandungan ibu kita, ”sisa-sisa” dari posisi bayi masih melekat pada diri kita. Sebagai contoh, ketika kita sedang mengalami kesulitan, banyak masalah, & mengalami stress, dsb, tanpa sadar kita akan membuat posisi spesifik tertentu. Ada yang melipat satu tangan sementara tangan lain memegang dahi (sambil mengusap-usap). Ada juga yang bersedekap & memejamkan mata, satu tangan memegang dagu, memegangi kepala dengan 2 tangan & banyak lagi yang lainnya. Biasanya setelah kita melakukan posisi-posisi spesifik tertentu, tanpa sadar kita merasa ringan, teralihkan, santai, nikmat & lega. Itulah sebabnya posisi spesifik tersebut cenderung diulang-ulang tanpa sadar setiap kali kita resah atau banyak mengalami masalah. Posisi ini secara simbolis disebut ”baby position” (posisi bayi). Namun perlu dicatat bahwa posisi spesifik itu tidak sama persis dengan posisi bayi dalam kandungan. Dalam posisi ini kita merasa aman, tenang, lega, nikmat & dalam posisi ini biasanya kita dapat mengeluarkan potensi-potensi terdalam & terdasyat yang kita miliki.
Pedoman yang kedua adalah Giant Paradigm. Disini akan dibahas tentang betapa dahsyatnya sebuah paradigma jika telah dikelola dengan baik. Ada 2 teknik untuk mengelolanya. Teknik yang pertama adalah Teknik Kyue WHY and HOW, yang mampu untuk membuat kita menjadi manusia meaningful, penuh makna & arti. Kata Kyue berasal dari Q/A yang aslinya berarti Question-Answer. Sebuah teknik yang bermuara pada sebuah proses ”dialog” dengan diri sendiri. Dengan mengadakan dialog dengan diri kita sendiri akan melahirkan proses reflektif & kreatif yang luar biasa bagi pembentukan, penguatan & pengembangan sebuah Giant Paradigm. Ada 2 bagian dalam Teknik Kyue ini:
1. Kyue ”WHY” : Dilakukan pada berbagai kegiatan / kejadian yang normal & relatif tidak menimbulkan masalah bagi kita. Mis. Ketika kita makan, minum, tidur, bekerja, dst yang semuanya membutuhkan sebuah refleksi. Pada bagian ini cara yang bertanya yang kita gunakan adalah ”WHY”. Contohnya. ”Kenapa kita harus sarapan? Dari sana coba kembangkan beberapa jawaban sederhana, seperti, ”agar badan saya kuat, segar, agar saya dapat bekerja di kantor, saya sangat menyayangi badan saya sendiri, & karena saya harus tetap sehat, dst.
2. Kyue (H) ”HOW” : Dilakukan pada kejadian atau kegiatan yang membuat kita mengalami berbagai masalah, terutama ganguan psikologis. Pada bagian ini, cara yang dipakai adalah ”How”. Mis. Kita mempunyai masalah kelebihan berat badan. Maka dialog atau pertanyaan yang diajukan adalah : ”Bagaimana ya caranya agar saya bisa langsing dengan santai & nikmat?”
Teknik yang kedua adalah Teknik Tabularasa. Tabularasa itu ibarat kertas kosong, putih bersih, yang siap untuk ditulisi atau dilukisi apa saja. Teknik ini membuat kita memiliki paradigma istimewa, dimana paradigma itu dapat menjadi tuan atas pikiran bawah sadar yang kita miliki serta segenap potensi dahsyat aktualisasi diri lainnya. Ada 4 tahapan kerja dalam Teknik Tabularasa.
1. Tentukan sebuah ”akhir” dalam pikiran kita !
2. Temukan semua cara ”umum & normal” untuk menuju ”akhir” tersebut. Cari yang paling bisa mendukung / mendekati ”akhir” tersebut. Jika menurut kita tidak ada, lupakan. Jika ada, hal itu wajib dilengkapi dengan cara selanjutnya
3. Temukan semua cara ”tidak umum & tidak normal” untuk menuju yang ”akhir” tersebut !
4. Pakailah konsep TOTB (Thinking Outside the Box).
Pedoman ketiga adalah Giant Goal. Pada bagian ini akan dibahas pentingnya perbedaan antara cita-cita biasa dengan sebuah cita-cita Raksasa yang dilandasi mimpi & visi luar biasa, Namun semuanya terukur, bisa dijangkau & dapat dicapai. Untuk menyusun sebuah cita-cita / goal diperlukan beberapa kerangka kerja. Berikut 4 kerangka kerja ciat-cita :
1. Tertulis, positif, optimis (written down, positive, optimistic)
2. Yakin dulu, pasti terjadi (Believing is seeing)
3. Cita-cita sepanjang hidup (Lifetime goal)
4. Cita-cita yang cerdas (SMART Goal).Smart terdiri dari : Specific, Measurable, Attainable, Realistic, & Time-Bound.
Ada 2 teknik dalam Giant Goal. Teknik yang pertama adalah Teknik Landak. Teknik untuk menemukan the best in me & menjadi landak sejati yang istimewa. Seekor landak mengajarkan kepada kita sebuah filosofi yang sangat penting & mendasar, yaitu agar kita jangan terfokus untuk menjadi yang ”terbaik dalam banyak hal” . Tapi yang lebih utama, adanya kesadaran & pemahaman kita untuk menemukan hal terbaik apa yang ada di dalam diri kita. Intinya bagaimana kita menemukan the best in me kita dalam menjalani kehidupan.
Teknik yang kedua adalah Teknik Gulliver. Teknik yang parktis namun ampuh untuk membuat sebuah Giant Goal dalam hidup kita, yang akan merealisasikan mimpi besar kita. Teknik Guliver berisi :
1. Tentukan time frame (jangka waktu) untuk visi tersebut. Pedomannya adalah antara 10 s/d 30 thn ke depan.
2. Transformasikan visi tersebut menjadi sebuah cita-cita raksasa, Giant Goal dengan syarat :
a. Kalimat yang jelas, menantang & mendorong
b. Mengandung parameter-parameter tertentu, terutama waktu
c. Mengandung spesifikasid. Refleksikan & sesuaikan dengan nilai-nilai Anda
3. Buatlah PSP = Personal Strategic Planning (rencana strategis pribadi). Caranya :
a. Membuat diskripsi sejumlah goal kecil Anda sebagai bagian dari Giant Goal tersebut.
b. Membuat kerangka waktu menurun untuk sejumlah goal kecil tersebut.
4. Buatlah PAP = Personal Action Plan (rencana kerja pribadi) untuk goal 1 tahun kedepan.
SELAMAT MENJADI GIANT PERSON. SIAPA PUN ANDA SAAT INI.
Semoga dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua.
Read Full Post »